Tentang Titi

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
istri, ibu dari 5 anak, full time worker, menghibur diri dengan berkreasi dan berpuisi

Jumat, 30 Desember 2011

Tas Mukena

Seneng juga ya.. kalau bertemu orang orang baru yang kebetulan punya minat yang sama dengan kita...
Di kantor baru ini aku menjumpai, ada seorang temanku yang pernak perniknya disimpan di tas tas hasil rajutan. Langsung aja aku tempel dia. Setelah ngobrol sana sini, ini itu, akhirnya aku bertanya, siapa gerangan yang membuat tas tas cantik itu. Eh.. ternyata... itu adalah hasil karya ibunya. dan si temenku itu, ternyata tidak bisa (belum bisa kali ya...) merajut. Yaah... nggak jadi deh, nanya nanya yang terkait dengan rajut merajut.

Nah salah satu hasil rajutan Ibu temenku itu adalah tas mukena. Aku lihat lihat... Entah bagaimana bikinnya, penampakannya itu, sebaris rajutan full ke atas, berselang seling dengan rajutan rantai/chain yang membentuk pola tertentu.
Yah.. karena nggak tau cara bikinnya gimana, aku cobain aja praktek langsung. Kira kira beginilah penampakan replikanya... (wuih, replika !.. )


dan kalau sudah diisi mukena, kira kira akan seperti ini, nampakkah pola pola rantainya ?

Kamis, 29 Desember 2011

Tas Buat my Hany

Aku punya tas rajut kecil, yang aslinya adalah milik Teteh Firda. Ketika dia udah bosen makai, dan aku perlu kantong untuk eksternal hard disk ku + printilan-printilannya maka kupakailah tas itu.
Eh, pas aku bawa ke kantor, Hany-ku yang penyuka ungu pengen tas gitu juga, karena dia juga baru beli eksternal hard disk. Baiklah my honey, aku akan buatkan tas yang sama buatmu. Karena kamu penyuka ungu aku buatkan warna ungu untukmu.



dan kalau digantung penampakannya jadi seperti ini


semoga bermanfaat ya Han...

Senin, 07 November 2011

Tas Kain

Aku menemukan ini benar benar anugerah ... Gimana enggak, pas banget buat satu tas. Benar benar nggak ada sisanya. Terus bentuknya juga persegi persegi gitu. Ini sebenarnya kain sisa rok anakku yang kubuat bertahun tahun lalu. 4 atau 5 tahun lalu. Setelah di pas kanan kiri, jadilah seperti ini.
Oya, kainnya seperti polyester gitu, jadi mbrudul di pinggirnya. maka aku pakai jahit bolak balik untuk sambungan antar kain di pinggir. Untuk sambungan di tengah, antara pink dan ungu aku sembunyikan di bawah pita.. Tas ini paaaasss... banget untuk membawa makan pagi/siang dengan medium mate oval yang kecil kecil. (halaaah.. lagi lagi nyebut dagangan)

Jumat, 04 November 2011

Tempat Tisu

Beberapa hari yang lalu aku membongkar perca yang ada di rumah. Sebab utamanya sih karena si Mesin Jahit mau dikembaliin. (iiih...lammma banget pinjemnya yah...). Bikin apa ya.. biar ada kreasi lagi. Aku terpesona potongan kain sarung semacam songket gitu, warnanya sedikit bling bling, dan kok ya kebetulan ada bisban warna merah juga. Langsung aku terfikir untuk membuat tempat tissue, spesial untuk teh Reni yang punya mobil baru warna merah. Paaas banget, warnanya. Tapi sayang, setelah ngubek ubek persediaan benang, ternyata aku nggak punya benang merah. Ya sudah akhirnya bisban aku jahit pake mesin hanya di sisi yang tidak kelihatan, untuk finishingnya aku tetap pakai jahit tangan. Inilah penampakan tempat tissu itu..
Dan berhubung aku buatnya tanpa ukuran, aku langsung cobain kalau ada tissu di dalamnya.
Semoga Teh Reni suka menerimanya...

Selasa, 01 November 2011

Thank's God !

Thank's God ! Tiba tiba ide itu datang, dan alhamdulillah bisa menyelesaikan kreasinya.

Sudah lama aku membuat alas persegi untuk sebuah tas bekal makan siang. Rajutan di alas tas aku buat macam macam, sekalian nyoba nyoba, ada yg single stich ada yang double stich hihi... tapi sudahlah, nggak keliatan ini. Nah bingung pas udah selesai dasar bentuk persegi, aku dengan nekat langsung rajut naik aja membentuk badan tas. Ada yang tau ? apakah cara ini yang biasa digunakan para perajut ?

Untuk dinding tas, aku masih mengandalkan rajutan selang seling, dengan alasan khusus yaitu malas merajut penuh. Toh bawaan tidak begitu berat, dan benang rajut ini begitu kuat.

Tas ini pakai sisa benang, satu benang polos dan satu benang sembur. Tapi nggak kelihatan ya..nah pas di pegangan tas, aku rajut dua benang sekalian, jadi pegangan tas-nya agak keras gitu.

Nah tadi malam, tiba tiba saja kepikir untuk menyambung atas tas ini dengan kain, dan yah tiba tiba saja, pengen nulis ini di kain sambungan itu


lalu aku sambung ke tas dan beginilah penampakannya


ini dari sisi sebelahnya


nah ini kalau di serut


tas ini pas lho... untuk memuat dua small square... (halah.. pake nyebut nyebut dagangan segala !)

Ok deh, tas imut itu, dikirim ke Mami Cheza yang baru saja dapat kabar gembira kehamilan kedua.. Selamat Ya ....

Senin, 24 Oktober 2011

Dompet Rajut

Seperti yang pernah kuposting disini, gara gara minum kopi habis maghrib, keterusan deh nggak bisa tidur. Daripada bengong tanpa kegiatan, aku mengambil benang woll sisa syal buat mbak Ida. Rajut rajut rajut. Jadilah sebentuk dompet ini.

Pertamanya aku bingung mau diapain finishingnya. Eh, kemaren, anak gadisku yg ketiga mengusulkan agar aku buat semacam dompet pensil aja buat hadiah ultah gurunya yang notabene temanku juga.
Ya sudahlah, anggap saja ini hadiah dari seorang teman buat temannya, bukan hadiah dari seorang murid buat gurunya. hehe..

Inilah penampakan hasil rajutan itu


Sebagai finishing, aku pasangin resleting warna mudanya, dan dilapis kain warna coklat. (hihi kebetulan ada yang cocok di sisa perca).
Tapi sayang, aku lupa mengambil gambarnya.

Jumat, 21 Oktober 2011

Produk Gagal (socks doll)

Beberapa waktu lalu aku lihat pola tuto di webnya Dita. Gambar tutonya jelas banget, yakni membuat boneka monyet dari kaos kaki.
Dengan pede aku corat coret kasar si pola.
Keesokan harinya aku beli kaos kaki yang digantung gantung seharga tiga rebuan di warung dekat rumah. Dengan senang hati teh Iffon membagiku setengah kilo dacron untuk mengisi boneka.

Maka mulailah aku gunting sana gunting sini. dan jahit dengan jelujur sekuat yang aku bisa hehehe...
Semua sudah dikerjakan . Tadaaaa.... ternyata jadinya.... mengecewakan !.
Tidak seperti contoh yang diberikan. Bandingkan antara yang kiri (punyaku) dan yang kanan (contoh Tuto). Jauh banget kaaan ??



Setelah chat sama Cemprut, ternyata itu karena kaos kaki yang kupakai tidak ada bentuk tumitnya. Sehingga bentuk boneka yang dihasilkan jadi berbeda sama contoh. Iya sih, aku jadi kesulitan membentuk bokong sama hidung si monyet. Btw, itu hidung monyet rada bocor karena digigit tikus. Kok bisa ? Bisa aja kalee...
Mungkin pas dimain mainin anakku, tangannya bekas gorengan atau bekas pegang makanan apa, baunya masih tertinggal, sehingga membuat tikus jatuh cinta. Hihi..
Oya, aku juga nggak tau bagaimana cara membentuk leher gitu. Jadi aku ikat pake tali. Trus ekor monyetku kayak kegemukan yah..
Eh hampir lupa, satu kesulitan lagi, tutonya bahasa Inggris, jadi aku kira kira saja menerjemahkannya.

Kamis, 20 Oktober 2011

Kaos Faiz

Tante Tri yang baik , memberi dua buah kaos putih bersih untuk si calon mantunya. hehe.. Sayang banget kaos dibiarkan merana tanpa warna gitu, akhirnya karena (waktu itu) lagi mode kaos kaos bertuliskan sesuatu, maka aku bikin saja tulisannya dengan kain felt yang disulam tusuk feston.

Mau lihat mau lihat ?
Iki lhoo...


mau lihat dipakainya ?


ganteng kan ? ganteng kan ?
I Love Ummi-nya gak ada foto. hehe

Senin, 17 Oktober 2011

Syal buat mbak Ida

Mbak Ida adalah temanku yang baik hati dan tidak sombong. Beberapa bulan lalu dia promosi menjadi Kepala Seksi.
Meski sudah menjadi kepala seksi, mbak ida tetap baik sama kita kita lho... hehehe.. iyah, soalnya kita juga baik sama mbak ida. (halah !)

Aku membuat syal ini untuk mbak Ida. Karena masih riwa riwi naik motor maticnya. Syal dibuat dengan warna yang senada sama scoopy nya, yaitu coklat susu.
Aku pake bahan benang woll. Tadinya pengen nyari benang yang rumbai rumbai gitu, dan lembut. Tapi belum tahu tokonya. karena Toko Tulip sudah tutup dan aku malas belanja di toko online-nya. hehe
Atas saran teh Iffon pemilik toko tulip, aku pake dua warna yg dirajut bareng. Jadinya gradasi gitu.
Eh, pas aku ngrajut itu, aku lihat syal bikinan neng dita yang ini. Jadilah aku meniru (huhu.. meniru) untuk finishingnya.
Tapi sayang :( tiruannya jaaaauuuhhh.. sekali dari punya neng dita. Jauh panggang dari api.
Maaf ya Dit, aku belum punya ke khas-an dalam kreasiku.
Harap maklum, ada yang bilang kan proses kreatif itu dari berproses :
pertama niteni (memperhatikan)
kedua niroake (meniru)
ketiga nemoake (menemukan)
Semoga suatu hari nanti aku bisa menemukan sesuatu yang khas dalam kreasiku.

Mau lihat hasil rajutanku ? Inilah penampakan syal mbak Ida itu..



ini aku dan mbak Ida


Dipake ya mbak...

Senin, 10 Oktober 2011

Syal untuk Abi

Beberapa minggu terakhir di Bandung berasa dingin banget. Yah kalau sekarang sih udah agak telat kali yah, udah mulai hujan. Tapi nggak papa lah. Aku buat syal ini sebagai pengganti syal yang aku hilangkan eh, ketinggalan di sebuah seminar.

Terbuat dari benang (sejenis) woll gitu. Aku nggak tau namanya. Karena tinggal nunjuk di Toko Tulip.

Karena warnanya hitam, sebagai variasi aku buatkan lubang lubang yang membentuk motif seperti ini. Untuk sisi kanan dan kirinya aku buat semacam renda begitu. Dan di ujung ujungnya dikasih rumbai rumbai.


Seneng melihat doi memakai satu dua kali. Hihi.. akhirnya menyerah, katanya kependekan. (ah, mustinya aku tanya mbak google dulu, berapa sih standar panjang syal ??)

Rabu, 05 Oktober 2011

Like Mother Like Daughter

Dari sekian banyak anakku (hallaaaaah..lebay pisan), hehe.. iyah, maksudnya dari lima orang anakku, yang sudah kelihatan suka ngulik baru anak yang pertama. Mbak Fatimah. Beberapa waktu yang lalu dia mau aja ketika kusuruh latihan melukis di kain, nantinya mau dibuat tas. Tapi sampai sekarang belum jadi jadi juga si tas tea.

Nah, pas aku ultah Juni kemaren, si Mbak kasih aku hadiah. Hadiahnya sebuah tempat pensil berdiri, yang dilukis dengan gambar pemandangan a la anak SD. Medianya adalah karton tebal yang sudah berbentuk kaleng gitu. Dia pake cat akrilik.
Ini penampakannya


Tak lupa dia juga membuat kartu ucapannya dengan tema senada:



Isinya ? Yah selamat ulang tahun, semoga panjang umur dan dibanyakin rejekinya. Amiiiinnn...

Anehnya, waktunya itu hampir barengan sama postingan Hayano Handmade yang ini. Anak SD banget yah ? (hihi anakku kelas 1 SMP waktu itu)

Selasa, 04 Oktober 2011

Mesin Jahit Pinjaman

Seperti pernah aku posting disini sebelumnya, aku menjahit pakai mesin jahit pinjaman dari mbak Rakhma yang baik hati.

Ceritanya waktu itu sudah memasuki pekan ketiga Ramadhan. Kebetulan aku dapat halangan. Jadi inilah saat yang tepat untuk menjahit, pikirku. Semua bahan sudah aku potong potong sesuai pola a la Titi. Di Sabtu pagi yang cerah, dengan bersemangat aku panggil mang Ojek langganan. Berrrr.... sepuluh menit nyampe rumah mbak Rakhma. Aku minta nunggu sebentar, dan dapatlah aku pinjaman mesin jahit itu. Langsung aku bawa pulang, aku bongkar bongkar dan mulailah aku beraksi. Oya, kebetulan kan Sabtu anakku sekolah semua, jadi aku bisa leluasa menjahit.

Di tengah aku asyik menjahit, tiba tiba suamiku yang tadinya tengah membaca di kamar, keluar dan mendatangi. Rasa takjub begitu jelas di wajah itu. Memang di rumah ibu mertua ada mesin jahit siiih.., tapi itu mesin jahit jadul yang masih pakai kaki untuk menggerakkan.
Mula mula dipandanginya mesin dari arah depan. Kemudian dari arah samping. Kemudian dari arah belakang (dari posisiku menjahit). Lumayan lama deh.. Dan aku belum pernah melihat ekspresi itu saat melihat barang baru apa pun !!
Tau tidak, selama doi melihat - lihat mesin itu, maka mantra eh doa yang biasa kubaca kalau ada orang lagi melihat lihat daganganku aku bacalah. Sing kabita sing kabita ... (semoga kepengen semoga kepengen hihi.. *berharap dibeliin)
Hu.. andai saja dikau melihat ekspresinya ketika melihatku menjahit itu, tepatnya melihat mesin jahit itu, dan posisinya sama seperti aku (suka jahit tapi belum punya mesin jahit), aku yakin doa yang kubisikkan itu, pasti kau bisikkan pula. :D

Sayangnya, di kotak mesin jahit itu nggak ada lagi buku manualnya, dan aku belum belajar ke mbak Rakhma bagaimana memaksimalkan penggunaannya, jadi aku belum bisa menjahit yang motif motif gitu. Bisanya baru pake yang lurus lurus.

Mau tau penampakan mesin jahit itu ? Inilah dia....


Emang bikin kepengen kaan ??

Minggu, 02 Oktober 2011

Batikkan Harimu ! - Rompi Batik Jahit Tangan

Dalam rangka memeriahkan Hari Batik, aku buat postingan khusus ini
Aku mempunyai kain batik bermotif truntum ukuran 1x1 m. Sekian lama di lemari, sayang mau dipakai karena motifnya begitu klasik. Katanya motif truntum ini artinya adalah cinta yang terus tumbuh dan bersemi.
Pada suatu malam tiba tiba saja datang ide voila ! khawatir ide itu keburu hilang, aku langsung cari gunting potong sana sini. Membuat rompi.
Berhubung tidak punya mesin jahit, ya jahit tangan aja.
Pake stik balik di dalamnya.
Di bagian belahan aku pake tusuk veston. Sengaja pake benang hitam biar nggak kelihatan betapa nggak rapinya tusuk vestonku.
Inilah rompi itu


Olala rompinya ternyata kekecilan, jadi belahannya begitu tinggi sampai ke pinggang.untuk menutupinya, aku padu padankan dengan blazer seperti ini



Ok kan ?

“Postingan ini diikutsertakan dalam Kontes Batikkan Harimu yang diselenggarakan Nia, Puteri dan Orin

Jumat, 30 September 2011

Sekeranjang Kucing dari Kaos Tangan Bekas

Sebenarnya agak ragu ragu posting ini, karena gambarnya nggak begitu jelas. Gambar diambil pakai hape berkamera VGA. Tapi rasanya sayang, karena karya ini hasil kolaborasi dengan Teteh Firda, anakku. Aku bantu sekian persen. Hehe..

Kucing kucing ini dibuat dari sebuah kaos tangan bekas. Adanya warna warni hitam putih. Yah aku pake saja.
Bahannya
Sebuah sarung tangan bekas
Dacron untuk isi
Satu buah silinder (bekas lakban,paralon, atau potongan botol aqua)
Ijuk (untuk kumis) kira kira 1.5 cm x 15 buah (1 kucing = 3 kumis ijuk)
Potongan kecil kain flanel untuk telinga dan hidung
Benang, dan Pita kecil untuk dasi kucing
Mata - mataan ukuran kecil juga
Lem Uhu
Pita lebar untuk hiasan keranjang

Cara membuat :
1. Bentuk kepala kucing dengan cara memasukkan dacron ke seluruh ujung jari kaos tangan. Setelah membentuk bulatan calon kepala, ikat dengan benang.Isikan lagi dacron di sisa jari untuk badan kucing.
2. Tempelkan telinga, hidung dan mata di kepala kucing. Ikat juga pita dasi kucing.
3. Pasang kumis dengan cara menyelipkan ijuk ke kaos tangan, bila bergoyang goyang, tambahkan lem uhu.
4. Masukan silinder bekas lakban ke dalam sarung tangan, atur kucing kucing di dalamnya.
5. Pasang pita di sekitar silinder yg sudah masuk tadi. Jadilah dia.

Kurang lebih beginilah penampakannya


Ini keranjangnya, setelah silinder masuk kaos tangan. Tapi lupa ternyata pas ngambil gambarnya belum kupasangin pita



Lumayan kaan.. untuk prakarya anak kelas 2 SD ?

Jumat, 23 September 2011

Tas Benang Wol untuk Teteh

Sebenarnya ini tas yang pembuatannya sudah luaaaammmmmaaaaaa buanget. Kurang panjang tuh, nulis lamanya. Lha wong dibuat untuk hadiah Teteh masuk TK, selesainya pas Teteh naik kelas II. (Emak yang kebangetan yah ?)

Ceritanya waktu itu, seragam TK hijau di hari senin dan Kamis, orange di hari selasa dan Jumat. Rabu dan Sabtu olah raga. Maka sengaja warna tasnya orange hijau. Eh.. terus keburu punya baby, akhirnya Teteh dibujukin beli tas barbie aja.

Nah, sekarang, bebinya aja udah sekolah, maka diselesaikanlah tas itu. Begini penampakannya.

Selasa, 20 September 2011

Gamis Seragaman

Seperti di postingananku yang ini, berikut ini titi tampilkan (cie...cie.. tampil niy...) secara lengkap, gambar gamis seragam, detailnya dan cerita dibalik pembuatan detail itu..

1.GAMIS UMMI
Awalnya ini adalah seragam ibu ibu di kantor, khusus di seksi aku. Bikinnya passs menjelang lebaran, pas kulihat warna dan motif kainnya bagus, tiba tiba keidean buat bikin seragam dengan gadis gadisku sekalian.
Tampak depan, ada ploi di bagian bawah. Ini mah semacam 'trade mark'. Karena ibu ibu lain juga bikin ada ploi, hanya mereka bikin blus. Aku males harus beli bawahan, jadi aku bikin gamis aja... :D. Udah gitu, males pake manset juga, maka ujung lengan dikasih karet.
Di bagian sambungan dada ada rumbai rumbai yang aku ambil dari pinggiran kain polos.



gamis ummi tampak belakang, dengan aksen ikat pinggang yang sengaja dibuat kendor, agar tidak menampakkan bentuk tubuh. Tadinya mau dibuat tali, tapi kok rasanya udah banyak bajuku yang bertali di belakang. (hehe.. aku suka, walaupun tali belakang jadi seperti baju anak anak). Makanya jadilah ikat pinggang ini. Biar beda dikit.



2. GAMIS MBAK FATHIMAH
Aksen yang nampak adalah bolero polos di bagian depan. Gamis ini sebenernya yang terakhir dibuat. Si mbak yang menjelang gadis ini mulanya nggak mau baju samaan. Udah gitu, pas mau juga, pake syarat ini dan itu, nggak mau ada sambungan di atas, nggak mau lurus, ah pokoknya macam macam deh. Akunya jadi bingung, masa' dia sendiri yang nggak pake seragam. Akhirnya pas dia pengen pake bolero seperti itu, ya udah deh, dibuat sebisanya. Selain itu, ada dua saku tempel yang divariasi, dan ada ploi di ujung lengannya, di bagian kain polosnya. Tapi nggak begitu jelas ya.. di foto ini. Nah, ini penampakannya utuhnya.



3. GAMIS AYUK

Aksen baju Ayuk adalah kancing warna warni di ujung lengan dan ujung bawah gamis. Sebenarnya itu tidak sengaja. Awalnya aku beli kancing, tapi di tokonya, kancing yang motif itu terbatas banget, jadi mau pake acara tabrak lari dengan kancing warna warni. Eh, tiba tiba keidean masang di baju Ayuk, daripada aku pasang payet, males menjahitnya. hehehe
Ada kesalahan pas aku mengukur lebar gamis bagian bawah, ternyata nge-pas banget, jadi aku buat belahan kanan dan kiri di bagian kain polosnya.



4. GAMIS TETEH
Gamis teteh ini agak senada dengan Ummi, pertama di bagian rumbai rumbai, tapi di Teteh kupasang di dada dan lengan. Ujung lengannya juga sama sama pake karet. Eh, tapi kok pas udah jadi, nampak polos amat yah... Akhirnya aku sulamin pake benang jahit, karena idenya datang tiba tiba banget. Waktu itu kami udah di Lampung. Di laci laci mesin jahit almarhum mertuaku nggak ada benang sulam. Maka pake benang seadanya. ALhamdulillah juga masih ada benang warna warni.
Maka jadilah penampakan seperti ini.. lumayan laaah. Bahkan Ayuk pun protes kenapa bajunya enggak ada sulaman. (Andai dia tau jalan ceritanya ...)



Ternyata seneng yah.. menjahit lagi. Kapan ya aku terakhir menjahit (pake mesin). Sekitar tahun 2004-an. Pas bikin seragaman juga buat nikahan sahabatku.
Terima kasih buat mbak Rahma yang udah meminjamkan mesin jahit portable-nya. Sayang aku belum bisa make jahitan yang motif motif gitu.. Jadi belum bisa mengeksplore dengan maksimal.

Selasa, 13 September 2011

hi, this is GIVEAWAY

Aku mengenal Murbey tidak sengaja. Awalnya dari blog nya mbak Hany trus lari ke sana ke sini, melanglang dunia para crafter dan akhirnya akupun mengaku ngaku menjadi salah satu crafter, dan pengen menjadi crafter - crafter handal seperti mereka itu. Itulah yang membuatku bikin blog ini. hehehe.. kok malah curhat.

Murbey yang aku kenal adalah spesialis bantal. Aduuh.. bantalnya cuakep cuakep... sampai bikin pengen. Tapi sayang, sampai sekarang aku belum order satupun. Lha mau disimpan dimana yah.. meja tamu belum punya. Mau di simpan di karpet, lha karpetnya nggak tiap hari digelar, digelarnya kalau ada tamu doang. Mau digeletakin gitu aja, kok sayang... bantal secantik itu dianggurin(halaaah.. alasan ) Selain itu, memang belum ada anggaran untuk membeli.

Nah, kali ini ternyata kali ini Murbey punya serangkaian produk yang menurutku tepat untuk dibawa ke tempat tidur hehe.. Masa tempat tidur belum punya juga, kebangetan yah... Yaitu bantal yang ada selipan semacam dompet gitu, buat nyimpen Ipod, yah kalau belum punya Ipod kali untuk MP3 bisa kali yah, atau hape. Kata pembuatnya sih buat yang hobby dengerin musik sebelum tidur. Tapi kalau buatku yang hobby tidur ngelonin hape, walaupun tanpa bunyi pun tetap dikelonin, sih bisa dipake apa saja. Kalau perlu buat nyimpen uang belanja besok pagi. hahahahahaSoalnya aku kalau ndengerin musik nggak suka pake earphone. Biasanya disetel dibunyiin pake semacam speaker gitu, biar seluruh rumah ikut mendengarkan, walaupun suaranya dibikin nggak keras keras amat ya.. Yang disetel sebelum tidur, seringnya murottal. Kalau lagi bandel ya lagu lagu kenangan sepanjang masa seperti Feeling, Nothing Gonna Change My Love for You, More Than Words, hehe atau lagu lagu 80-an, yang terasa pas ditelingaku dan telinga suami.

Nah buat teman teman yang pengen bantal gratisan, kali ini ada satu giveaway lagi dari Murbey, silakan ikutan acaranya...Yuk langsung ke TKP.

Senin, 12 September 2011

Syawalan

Mumpung masih dalam suasana Syawal
Titi mengucapkan :

SELAMAT IDUL FITRI 1432 H
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN
TAQIBBALALLAHU MINNA WA MINKUM
KULLU 'AMIN WA ANTUM BI KHAIR






NB : kreasinya di mana ? :D pakaian seragam para perempuan, aku jahit sendiri... (*bangga)

Kamis, 11 Agustus 2011

Tas Rajut untuk Sahabat


Sondang adalah sahabat yang sangat berarti bagiku.
Ketulusan dan kejujurannya bersinar seperti arti namanya (Sondang=cahaya)
Dia guru bagiku dalam hal per-internet-an dan per-blogging-an
Dia energik dan penuh semangat. Semangatnya dalam mencari ilmu sungguh luar biasa dan sangat menginspirasiku.
(Kebayang, saat baru nikah dia masih nanya nanya cara bikin perkedel, sekarang keahlian masak-nya dah jauh melampauiku)

Bulan Agustus ini dia melanjutkan S2 di ITB, bea siswa dinas.
Pengen ngasih sesuatu yang spesial buatnya, maka aku bikin tas slempang ini.
Modelnya aku tiru dari tas tas yang banyak dijual di alun alun. Tadinya sih pengen gak ada sambungan di rajutan. tapi ternyata pas buat slempangnya agak susah.
Kayaknya harus berguru ke ahlinya nih...

Inilah penampakan tas itu


ini aku bergaya dekat tas, dan jus mangga (halah puasa puasa ngomongin jus mangga)


ini aku dan Sondang, lihat senyum Sondang tuh..


Semoga engkau suka ya Ndang... cepat lulus dan balik lagi sekantor..

Selasa, 09 Agustus 2011

Peci Untuk Faiz

Akhir akhir ini lagi senang sekali merajut. Berbagai model rajutan dicoba. Kata teh Iffon -guru merajutku, tepatnya yang memolesku dalam hal merajut- kalau mau cari, di internet banyak free pattern untuk berbagai barang. Tapi berhubung aku minim banget dalam hal bahasa asing, dan gaptek pula, (menggunakan google translate pun belum tau caranya) akhirnya aku pake ilmu coba coba saja. Alhamdulillah, sejauh ini belum pernah ada produk gagal dari rajutan. (hihi.. gimana mau ada produk gagal, kan kalau gagal tinggal tarik benang, maka tak pernah jadi produk)

Menjelang Ramadhan kemaren, dari sekolah Faiz, ada surat, kalau selama Ramadhan, anak anak Paud harus memakai busana muslim. Padahal, Faiz belum punya satupun baju koko. Alamaaak... aku putar otak untuk 'mengakali'. Voila, keidean membuat peci untuk Faiz. Jadi aku tinggal pakein dia celana panjang, kemeja/kaos panjang, dan pake peci. Semoga tampaklah seperti busana muslim.
Inilah penampakan peci Faiz... berhubung ybs lagi ngambek gak mau foto, maka guling kesayangannya sajah yang jadi model.



Peci ini sengaja dibuat bolong bolong, selain untuk motif, sejujurnya juga ada unsur malas, kalau merajut full.
Maka jadilah motif yang lucu ini.
Lubang yang miring diagonal di bagian samping


Dan di bagian atas juga dibuat lubang lubang seperti ini


Alhamdulillah, Faiz mau memakainya ke sekolah dan ke masjid kalau pas tarawih. Aduh senangnya .. bisa membuat sesuatu untuk anak laki-lakiku

Jumat, 05 Agustus 2011

Selimut Perca

Sebenarnya sudah lama aku menyimpan satu kantong plastik kain perca dari penjahit langganan. Awalnya, ingin membuat selimut untuk Mbak Fathimah. Sehingga prosesnya pun aku jelujur berdua dengan mbak Fathimah, anak pertamaku. Sudah dijelujur, disambung sambung, tapi akhirnya cuma digeletakin sekian lama tanpa penyelesaian. Sebabnya, karena aku ragu, di dalamnya mau diisi busa apa dacron. Kata ibu pemilik konfeksi dekat rumah, lebih enak diisi dacron. Tapi aku belum tahu belinya dimana.
Kalau busa, aku udah pernah lihat yang jualnya di pasar Kosambi belakang, tapi kalau dacron belum tahu. Emang dasar nggak niat nyari kali ya.. Bandung gitu lho...

Beberapa waktu kemudian, Pas aku main ke Toko Tulip, ada dacron gulungan di toko itu, sekalian aja aku beli. Jadilah selimut mbak Fathimah itu aku selesaikan.
Di bagian kain perca, aku jelujur bolak balik, di dalam pas sambungannya dan di luar juga di jelujur lagi.
Untuk kain pelapis di bagian belakang selimut, aku pake sprei bekas yang sudah bolong tengah, kubuang tengahnya, kupake pinggir pinggirnya.
Cara pemasangannya adalah, kain di bagian bawah lebih lebar dari sambungan perca, lalu dilipat ke depan. Dan dijahit dari depan.
Beginilah penampakannya...


Setelah penasaran dengan hasil selimut pertama yang sambungannya tanpa motif, aku coba coba lagi buat selimut berikutnya. Kali ini dengan pola sedikit lebih teratur. Tapi untuk penyambungan percanya, aku cuma jelujur belakang.
Kain di bagian belakang, aku pake kain bedong Faiz yang sudah tidak terpakai.
Benar benar memanfaatkan barang bekas.
Untuk pemasangan dacron aku pake cara yang berbeda, kali ini kain belakang dan kain sambungan perca sama besar, kemudian di pinggirnya aku tutup seperti list pakai kain putih.
Beginilah penampakannya..




Oya, kenapa semua penjahitan aku jelujur? karena aku belum punya mesin jahit. hehehe.. nganggur banget yaks....