Tentang Titi

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
istri, ibu dari 5 anak, full time worker, menghibur diri dengan berkreasi dan berpuisi

Senin, 24 Oktober 2011

Dompet Rajut

Seperti yang pernah kuposting disini, gara gara minum kopi habis maghrib, keterusan deh nggak bisa tidur. Daripada bengong tanpa kegiatan, aku mengambil benang woll sisa syal buat mbak Ida. Rajut rajut rajut. Jadilah sebentuk dompet ini.

Pertamanya aku bingung mau diapain finishingnya. Eh, kemaren, anak gadisku yg ketiga mengusulkan agar aku buat semacam dompet pensil aja buat hadiah ultah gurunya yang notabene temanku juga.
Ya sudahlah, anggap saja ini hadiah dari seorang teman buat temannya, bukan hadiah dari seorang murid buat gurunya. hehe..

Inilah penampakan hasil rajutan itu


Sebagai finishing, aku pasangin resleting warna mudanya, dan dilapis kain warna coklat. (hihi kebetulan ada yang cocok di sisa perca).
Tapi sayang, aku lupa mengambil gambarnya.

Jumat, 21 Oktober 2011

Produk Gagal (socks doll)

Beberapa waktu lalu aku lihat pola tuto di webnya Dita. Gambar tutonya jelas banget, yakni membuat boneka monyet dari kaos kaki.
Dengan pede aku corat coret kasar si pola.
Keesokan harinya aku beli kaos kaki yang digantung gantung seharga tiga rebuan di warung dekat rumah. Dengan senang hati teh Iffon membagiku setengah kilo dacron untuk mengisi boneka.

Maka mulailah aku gunting sana gunting sini. dan jahit dengan jelujur sekuat yang aku bisa hehehe...
Semua sudah dikerjakan . Tadaaaa.... ternyata jadinya.... mengecewakan !.
Tidak seperti contoh yang diberikan. Bandingkan antara yang kiri (punyaku) dan yang kanan (contoh Tuto). Jauh banget kaaan ??



Setelah chat sama Cemprut, ternyata itu karena kaos kaki yang kupakai tidak ada bentuk tumitnya. Sehingga bentuk boneka yang dihasilkan jadi berbeda sama contoh. Iya sih, aku jadi kesulitan membentuk bokong sama hidung si monyet. Btw, itu hidung monyet rada bocor karena digigit tikus. Kok bisa ? Bisa aja kalee...
Mungkin pas dimain mainin anakku, tangannya bekas gorengan atau bekas pegang makanan apa, baunya masih tertinggal, sehingga membuat tikus jatuh cinta. Hihi..
Oya, aku juga nggak tau bagaimana cara membentuk leher gitu. Jadi aku ikat pake tali. Trus ekor monyetku kayak kegemukan yah..
Eh hampir lupa, satu kesulitan lagi, tutonya bahasa Inggris, jadi aku kira kira saja menerjemahkannya.

Kamis, 20 Oktober 2011

Kaos Faiz

Tante Tri yang baik , memberi dua buah kaos putih bersih untuk si calon mantunya. hehe.. Sayang banget kaos dibiarkan merana tanpa warna gitu, akhirnya karena (waktu itu) lagi mode kaos kaos bertuliskan sesuatu, maka aku bikin saja tulisannya dengan kain felt yang disulam tusuk feston.

Mau lihat mau lihat ?
Iki lhoo...


mau lihat dipakainya ?


ganteng kan ? ganteng kan ?
I Love Ummi-nya gak ada foto. hehe

Senin, 17 Oktober 2011

Syal buat mbak Ida

Mbak Ida adalah temanku yang baik hati dan tidak sombong. Beberapa bulan lalu dia promosi menjadi Kepala Seksi.
Meski sudah menjadi kepala seksi, mbak ida tetap baik sama kita kita lho... hehehe.. iyah, soalnya kita juga baik sama mbak ida. (halah !)

Aku membuat syal ini untuk mbak Ida. Karena masih riwa riwi naik motor maticnya. Syal dibuat dengan warna yang senada sama scoopy nya, yaitu coklat susu.
Aku pake bahan benang woll. Tadinya pengen nyari benang yang rumbai rumbai gitu, dan lembut. Tapi belum tahu tokonya. karena Toko Tulip sudah tutup dan aku malas belanja di toko online-nya. hehe
Atas saran teh Iffon pemilik toko tulip, aku pake dua warna yg dirajut bareng. Jadinya gradasi gitu.
Eh, pas aku ngrajut itu, aku lihat syal bikinan neng dita yang ini. Jadilah aku meniru (huhu.. meniru) untuk finishingnya.
Tapi sayang :( tiruannya jaaaauuuhhh.. sekali dari punya neng dita. Jauh panggang dari api.
Maaf ya Dit, aku belum punya ke khas-an dalam kreasiku.
Harap maklum, ada yang bilang kan proses kreatif itu dari berproses :
pertama niteni (memperhatikan)
kedua niroake (meniru)
ketiga nemoake (menemukan)
Semoga suatu hari nanti aku bisa menemukan sesuatu yang khas dalam kreasiku.

Mau lihat hasil rajutanku ? Inilah penampakan syal mbak Ida itu..



ini aku dan mbak Ida


Dipake ya mbak...

Senin, 10 Oktober 2011

Syal untuk Abi

Beberapa minggu terakhir di Bandung berasa dingin banget. Yah kalau sekarang sih udah agak telat kali yah, udah mulai hujan. Tapi nggak papa lah. Aku buat syal ini sebagai pengganti syal yang aku hilangkan eh, ketinggalan di sebuah seminar.

Terbuat dari benang (sejenis) woll gitu. Aku nggak tau namanya. Karena tinggal nunjuk di Toko Tulip.

Karena warnanya hitam, sebagai variasi aku buatkan lubang lubang yang membentuk motif seperti ini. Untuk sisi kanan dan kirinya aku buat semacam renda begitu. Dan di ujung ujungnya dikasih rumbai rumbai.


Seneng melihat doi memakai satu dua kali. Hihi.. akhirnya menyerah, katanya kependekan. (ah, mustinya aku tanya mbak google dulu, berapa sih standar panjang syal ??)

Rabu, 05 Oktober 2011

Like Mother Like Daughter

Dari sekian banyak anakku (hallaaaaah..lebay pisan), hehe.. iyah, maksudnya dari lima orang anakku, yang sudah kelihatan suka ngulik baru anak yang pertama. Mbak Fatimah. Beberapa waktu yang lalu dia mau aja ketika kusuruh latihan melukis di kain, nantinya mau dibuat tas. Tapi sampai sekarang belum jadi jadi juga si tas tea.

Nah, pas aku ultah Juni kemaren, si Mbak kasih aku hadiah. Hadiahnya sebuah tempat pensil berdiri, yang dilukis dengan gambar pemandangan a la anak SD. Medianya adalah karton tebal yang sudah berbentuk kaleng gitu. Dia pake cat akrilik.
Ini penampakannya


Tak lupa dia juga membuat kartu ucapannya dengan tema senada:



Isinya ? Yah selamat ulang tahun, semoga panjang umur dan dibanyakin rejekinya. Amiiiinnn...

Anehnya, waktunya itu hampir barengan sama postingan Hayano Handmade yang ini. Anak SD banget yah ? (hihi anakku kelas 1 SMP waktu itu)

Selasa, 04 Oktober 2011

Mesin Jahit Pinjaman

Seperti pernah aku posting disini sebelumnya, aku menjahit pakai mesin jahit pinjaman dari mbak Rakhma yang baik hati.

Ceritanya waktu itu sudah memasuki pekan ketiga Ramadhan. Kebetulan aku dapat halangan. Jadi inilah saat yang tepat untuk menjahit, pikirku. Semua bahan sudah aku potong potong sesuai pola a la Titi. Di Sabtu pagi yang cerah, dengan bersemangat aku panggil mang Ojek langganan. Berrrr.... sepuluh menit nyampe rumah mbak Rakhma. Aku minta nunggu sebentar, dan dapatlah aku pinjaman mesin jahit itu. Langsung aku bawa pulang, aku bongkar bongkar dan mulailah aku beraksi. Oya, kebetulan kan Sabtu anakku sekolah semua, jadi aku bisa leluasa menjahit.

Di tengah aku asyik menjahit, tiba tiba suamiku yang tadinya tengah membaca di kamar, keluar dan mendatangi. Rasa takjub begitu jelas di wajah itu. Memang di rumah ibu mertua ada mesin jahit siiih.., tapi itu mesin jahit jadul yang masih pakai kaki untuk menggerakkan.
Mula mula dipandanginya mesin dari arah depan. Kemudian dari arah samping. Kemudian dari arah belakang (dari posisiku menjahit). Lumayan lama deh.. Dan aku belum pernah melihat ekspresi itu saat melihat barang baru apa pun !!
Tau tidak, selama doi melihat - lihat mesin itu, maka mantra eh doa yang biasa kubaca kalau ada orang lagi melihat lihat daganganku aku bacalah. Sing kabita sing kabita ... (semoga kepengen semoga kepengen hihi.. *berharap dibeliin)
Hu.. andai saja dikau melihat ekspresinya ketika melihatku menjahit itu, tepatnya melihat mesin jahit itu, dan posisinya sama seperti aku (suka jahit tapi belum punya mesin jahit), aku yakin doa yang kubisikkan itu, pasti kau bisikkan pula. :D

Sayangnya, di kotak mesin jahit itu nggak ada lagi buku manualnya, dan aku belum belajar ke mbak Rakhma bagaimana memaksimalkan penggunaannya, jadi aku belum bisa menjahit yang motif motif gitu. Bisanya baru pake yang lurus lurus.

Mau tau penampakan mesin jahit itu ? Inilah dia....


Emang bikin kepengen kaan ??

Minggu, 02 Oktober 2011

Batikkan Harimu ! - Rompi Batik Jahit Tangan

Dalam rangka memeriahkan Hari Batik, aku buat postingan khusus ini
Aku mempunyai kain batik bermotif truntum ukuran 1x1 m. Sekian lama di lemari, sayang mau dipakai karena motifnya begitu klasik. Katanya motif truntum ini artinya adalah cinta yang terus tumbuh dan bersemi.
Pada suatu malam tiba tiba saja datang ide voila ! khawatir ide itu keburu hilang, aku langsung cari gunting potong sana sini. Membuat rompi.
Berhubung tidak punya mesin jahit, ya jahit tangan aja.
Pake stik balik di dalamnya.
Di bagian belahan aku pake tusuk veston. Sengaja pake benang hitam biar nggak kelihatan betapa nggak rapinya tusuk vestonku.
Inilah rompi itu


Olala rompinya ternyata kekecilan, jadi belahannya begitu tinggi sampai ke pinggang.untuk menutupinya, aku padu padankan dengan blazer seperti ini



Ok kan ?

“Postingan ini diikutsertakan dalam Kontes Batikkan Harimu yang diselenggarakan Nia, Puteri dan Orin